Medan – Meninggalnya Steven Sigalingging (21) dengan tubuh penuh luka mengenaskan, membuat Jefri Steven Sinaga (21), satu dari 3 pelaku, terbayang wajah korban. Ia engan melarikan diri, berbeda dengan dua temannya – Simson Hutapea (23) dan Midonta Sebayang alias Nando (24).
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Binjai menemui sosok mayat tergeletak dekat kuburan Jalan Kamboja Binjai Utara, kamis dinihari (15/6). Semula mayat tanpa identitas itu, menyulitkan pihak Polres Binjai mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
Namun, cara informasi yang dilakukan Jefrey, membuat polisi berhasil mengungkap tabir kasus pembunuhan, selang tiga hari sejak mayat korban dikuburkan. Berawal dari penjelasan Jefrey pada sahabatnya, yang kemudian menjadi perbincangan di facebook antar teman lainnya.
“Awalnya Saya bingung menjelaskan pada keluarga korban. Lalu, saya memberanikan diri bilang ke salah satu keluarganya, kalau ada mayat mirip steven ditemukan dekat kuburan,” papar Jefri.
Keluarga korban kemudian melacak ke rumah sakit Djoelham Binjai. Di kamar mayat, keluarga memastikan korban adalah Steven Sigalingging, yang selama 2 hari menginap di rumah kakeknya.
Kejujuran Steven
Diakui Jefri, saat dilakukan rekontruksi di Polres Binjai (27/6), terbunuhnya Steven berawal dari dendam Simson Hutapea. Gara – gara Steven membocorkan pada pemilik mobil rental, kalau kendaraannya telah dijual Simson seharga 30 juta.
“Steven yang menyewa mobil rental. Karena lama dikembalikan, pemilik mobil rental mendatangi rumah Steven. Setelah mendapat penjelasan korban, Simson didatangi pemilik mobil agar mengganti mobil yang dijualnya itu,” jelas Jefri.
Marah pada kejujuran Steven, membuat Jefri diminta Simson menggiring Steven menemuinya. Jefri tidak menduga jika permintaan itu akan berakhir dengan terbunuhnya Steven.
Padahal dari uang gadai mobil itu, korban dan ketiga pelaku mendapat bagian. Masing–masing memperoleh 1.5 juta dari Simson yang membagikannya. Simson beralasan penerima mobil belum seluruhnya memberikan uangnya.
“Saya menebaknya Simson sudah menerima 30 juta. Tapi dalam pengakuan ke kita seperti itu,” papar Jefri.
Diajak Melarikan Diri
Jefri tidak sangka, saat Steven atas ajakannya mau datang ke lokasi pertemuan di pasar 6 Tandam Binjai, mendadak Simson memiting kepala Steven. Jefri tidak mampu mencegah, lantaran Simson sangat emosional.
“Melihat Steven dianiaya Simson dan Nando, saya ngeri melihatnya. Korban sempat dilindas motor oleh Nando sebanyak 3 kali. Karena tidak puas, Simson suruh Nando lagu lindas korban sebanyak 2 kali lagi. Setelah dipastikan korban meninggal, kita membawanya ke kuburan,” jelas Jefri.
Jefri melihat tubuh Steven tidak bergerak. Terlebih pada kaki korban, sempat terlihatnya masuk ke dalam roda motor CBR BK 2286 RAQ milik Simson.
“Saya diajak mereka melarikan diri, tapi saya tidak mau. Karena kasihan dengan korban, saya memberitahu ke salah satu keluarganya. Saya juga sempat turut mengantarkan korban dikuburkan,” kenang Jefri yang merasa terus terbayang wajah korban.
Karena tidak ingin memendam rahasia, Jefri membicarakan kematian korban pada temannya. Termasuk motor beat milik korban, disimpan Nando di rumah temannya daerah Tandam.
Bukannya mendapat jalan keluar mengatasi masalahnya itu, justru temannya banyak berkata kasar pada Jefri. Sampai akhirnya menjadi pembicaraan di facebook.
Jefri akhirnya ditangkap Satreskrim Polres Binjai Setelah menangkap Jefri rumahnya di Jalan Soekarno – Hatta, Kelurahan Tanah Tinggi, Binjai Timur. Polisi terpaksa menembak kaki Jefri, yang mau melarikan diri saat ditangkap.
Dari penjelasan Jedri, akhirnya Simson Hutapea – warga Jalan Cut Nyak Dien di Binjai Timur, polisi menangkap di rumah saudaranya daerah Laguboti, Tobasa. Sedangkan Nando – warga Jalan Cut Nyak Dien di Binjai Timur, ditangkap besembunyi di Berastagi, Karo.
(*Ginting)