Banten – Tidak ada yang tahu selama ini, Agus (30) mencari ‘ilmu’ dengan mendatangi tempat perziarahan, untuk mengubah ekonomi hidupnya lebih baik. Termasuk keluarganya dan sang istri, Herawati (26 tahun ).
Hal ini karena sipat tertutup Agus. Dan juga jarang bergaul. Hanya lingkup di keluarganya saja, Agus masih bisa berinteraksi, walau lebih banyak pendiam.
Namun dimata keluarganya, Agus tipe sayang anak istri. Bahkan sosok suami yang dibanggakan Herawati. Karena tidak pernah marah dan selalu sabar dan telaten mengurus kedua anaknya.
Karena itu, Herawati pun tidak menyoalkan uang yang diperoleh Agus sebagai pemetik buah kelapa di lingkup tempat tinggalnya, Kampung Cibarugbug Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten (Jawa Barat). Bahkan tidak jarang Herawati pun memahami keuangan suami. Sehingga sering kali Agus dikasih uang beli rokok oleh Herawati.
Kendati demikian, Agus tidak ingin membiarkan hidupnya terus merana. Terlebih kasihan pada Herawati, selalu terus menyanggah ekonomi di keluarga.
Akhirnya Agus berkelana mencari ‘ilmu’ untuk mengubah jalan hidupnya lebih baik. Salah satu yang diyakini Agus, datang berziarah ke makam keramat.
Dalam pengakuannya di penyidik Polresta Serang, setelah kasusnya dilimpahkan dari Polsek Ciomas, Agus melakukan mencari ilmu dengan cara otodidak. Alias dilakukan dengan caranya sendiri.
“Tidak diajarkan oleh seseorang. Jadi motif yang dilakukan pelaku berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, karena mendalami ilmu kebatinan. Ingin cepat kaya raya,” ungkap Kombes Sofwan Hermanto selaku Kapolresta Serang Kota.
Bisikan Ghaib
Pada awalnya keluarga dari Agus tidak percaya dengan perkataan suami Herawati. Enam bulan lalu sebelum aksi sadis yang merengut nyawa Nurlaila (3 tahun), Agus berkata suka aneh. Salah satunya ingin bunuh Nurlaila.
Namun keluarga menasehati Agus. Kalau perbuatan itu, tidak baik dan menyesatkan. Sehingga Agus tidak membahas lagi soal keinginannya bunuh anak.
Di kemudian hari, Agus justru meminta saudaranya mau bunuh dirinya. Karena di dalam perutnya akan ada uang banyak. Hal itupun kembali ditentang oleh keluarga Agus.
Akhirnya, tanpa disangka oleh keluarga, Agus pada pukul 3 dinihari (18/6), terbangun dari tidur. Agus mengambil golok yang tersimpan di tumpukan baju anak-anak.
Sasarannya pada Nurlaila yang tengah tidur disamping Herawati. Tanpa suara dari Nurlaila, Agus menggorok leher anak tertuanya.
“Sementara ini tidak ada mengarah untuk membunuh semuanya keluarganya. Saat istrinya terbangun terkena percikan darah korban, terkejut melihat Agus dengan golok berlumuran darah,” jelas Kombes Sofwan Hermanto.
Teriakan Herawati membangunkan warga di sekitar. Namun masyarakat khawatir menangkap Agus, lantaran golok berlumuran darah masih di tangannya. Dan membiarkan Agus melarikan diri masuk ke dalam hutan.
Agus akhirnya dapat dicari dan ditangkap di hutan tanpa perlawanan. Tembakan peringatan ke udara, membuat Agus menyerahkan diri pada polisi.
Eva/red