Jakarta – Niat baik menjadi batu sandungan PT. Kuy, sebagai penyelenggara Gunadarma Java International Basketball Tournament (GJIBT). Saat pertandingan sedang berjalan, Perbasi selaku wadah olahraga basket mendadak menghentikan acara. Dengan mencabut rekomendasi yang sebelumnya telah diberikan pada PT. Kuy.
Tanpa alasan jelas rekomendasi yang telah diberikan pihak Perbasi, mendadak dicabut disaat pertandingan tengah berlangsung, membuat PT.Kuy mengambil langkah dengan menghadirkan Deolipa Yumara SH,SPSI sebagai kuasa hukumnya. Akibat peristiwa ini, PT. Kuy bukan hanya dipermalukan pada peserta juga mengalami kerugian 1.2 milyar.
“Langkah hukum akan kita tempuh. Termasuk kami akan mengadukan pada pimpinan-pimpinan di pemerintahan, termasuk Menteri dan Presiden,” tegas Deolipa Yumara.
Bahkan, jika tidak ditanggapi serius Perbasi, Deolipa akan melaporkan kasus ini ke ranah pidana dengan dugaan kesengajaan dan penipuan. Dan memaksa Perbasi selain mengganti biaya material senilai 1.2 milyar rupiah, dan memberikan tambahan 20 milyar rupiah atas dampak psikologis dan reputasi PT. Kuy yang tercoreng.
Dalam hal ini, PT.Kuy yang diwakili Suri Agung Prabowo selaku penanggung jawab turnamen GJIBT, telah menjalankan serangkaian syarat yang diminta Perbasi. Bahkan telah memenuhi syarat, sehingga rekomendasi diberikan PT.Kuy untuk menjalankan turnamen tersebut.
Permasalahannya muncul di saat pihak Perbasi telat memberi kebutuhan wasit yang diminta penyelenggara. Sehingga PT.Kuy mensiasati dengan menggunakan wasit non Perbasi. Tujuannya agar menjaga jadwal pertandingan tetap berjalan.
“Pada tanggal 4 Juli (2024) jam 14:22, kami menerima surat pemberitahuan pencabutan dan pembatalan rekomendasi. Serta penarikan perangkat pertandingan di ajang Gunadarma Java International Basketball Tournament (GJIBT). Padahal pagi di jam 8 hari itu, kami memenuhi undangan klarifikasi yang diminta Perbasi. Dan bertemu bapak George,” papar Suri Agung Prabowo.
Acara yang mulai berlangsung 1 Juli (2024), akhirnya dibatalkan sepihak Perbasi pada tanggal 4 Juli sore hari. Sementara saat itu turnament sedang berjalan.
“Turnamen ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan. Namun, tiba-tiba Perbasi membatalkannya di tengah jalan. Peserta dari Filipina, Amerika, Thailand, dan Malaysia sangat terkejut. Kecewa dengan politik olahraga di Indonesia,” sedih Suri Agung Prabowo